Saturday, April 21, 2012

Vitamin A

VITAMIN

PENGERTIAN VITAMIN
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
·         Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
·         Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK.

1.      Vitamin A
- sumber vitamin A
susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain).
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A
   rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit           yang tidak sehat, dan lain-lain.
2.      Vitamin B1
- sumber vitamin B1
   gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1
   kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3.      Vitamin B2
- sumber yang mengandung vitamin B2
   sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi lainnya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2
   turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya.
4.      Vitamin B3
- sumber yang mengandung vitamin B3
   buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3
   terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain
5.      Vitamin B5
- sumber yang mengandung vitamin B5
   daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5
   otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain
6.      Vitamin B6
- sumber yang mengandung vitamin B6
   kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6
   pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
7.      Vitamin B12
- sumber yang mengandung vitamin B12
   Telur, hati daging dan lainnya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12
   kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya.
8.      Vitamin C
- sumber yang mengandung vitamin C
   jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C
   mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain
9.      Vitamin D
- sumber yang mengandung vitamin D
   minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D
   gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.

10.  Vitamin E
- sumber yang mengandung vitamin E
   ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E
   bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll
11.  Vitamin K
- sumber yang mengandung vitamin K
   susu, kuning telur, sayuran segar, dkk
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K
   darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya.
Vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Terkecuali vitamin D yang dapat dibuat dalam kulit asalkan kulit mendapat cukup kesempatan terkena sinar matahari.
Vitamin yang larut dalam lemak, banyak terdapat dalam daging ikan, minyak ikan, dan biji-bijian sumber minyak seperti kacang tanah, kacang kedelai, dan sebagainya. Sekali diserap dalam tubuh, vitamin tersebut disimpan dalam hati atau jaringan-jaringan lemak. Seperti halnya lemak, vitamin memerlukan protein pengangkut untuk memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air, maka vitamin tersebut tidak dikeluarkan atau diekskresikan, akibatnya vitamin ini dapat ditimbun dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Kekurangan vitamin yang larut dalam lemak dapat terjadi bila daya serap tubuh terhadap lemak tidak baik atau bila badan terlalu banyak mengkonsumsi minyak mineral.
       Vitamin yang larut dalam air bergerak bebas dalam badan, darah dan limpa. Karena sifatnya tersebut, vitamin akan mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang karena tercuci atau terlarut oleh air, keluar dari bahan.
VITAMIN A
       Vitamin A baru dapat diidentifikasikan pada tahun 1913, dan mekanismenya untuk memerangi rabun ayam atau ancaman kebutaan pada anak, baru diketahui secara pasti satu dekade kemudian. Pada tahun 1980-an dimulai era baru fungsi vitamin A, setelah diketahui vitamin ini memainkan peranan menentukan dalam pertumbuhan dan pembelahan sel. Sejak dua dekade lalu, muncul eforia berlebihan menyangkut khasiat vitamin A.
            Penelitian selama beberapa dekade menunjukan, vitamin A merupakan unsur penting untuk mempertahankan kondisi kesehatan yang bagus, pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh, reproduksi dan penglihatan. Secara umum, diketahui kekurangan vitamin A pada anak-anak, terutama di negara berkembang, merupakan penyebab utama penyakit rabun ayam atau bahkan kebutaan. Selain itu berdasarkan jurnal “Measles Related Compliations and The Role of Vitamin A Supplementation “ juga dapat digunakan untuk mengurangi komplikasi dari penyakit cacar air dengan pemberian vitamin A supplementation.

Vitamin A merupakan jenis vitamin yang larut dalam minyak. Vitamin A merupakan jenis vitamin yang aktif dan terdapat dalam beberapa bentuk :
1.      Vitamin A alkohol (retinol)
2.      Vitamin A aldehida (retinal)
3.      Vitamin A asam (asam retinoat)
4.      Vitamin A ester (ester retinil)
β – Karoten
Vitamin A (retinol) terutama terdapat pada minyak ikan, hati, kuning telur, mentega dan krim. Sayuran berdaun hijau dan sayuran berwarna kuning mengandung karoten (misalnya beta-karotin), yang secara perlahan akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A. Berdasarkan pada jurnal “Biofortified Carrot Intake Enhances Liver Antioxidant Capacity and Vitamin A Status in Mongolian Gerbils” Tanaman  sumber karotenoid provitamin A biasanya mengandung senyawa bioaktif tambahan dengan manfaat kesehatan putatif. Beberapa yang terbaik ditandai dengan yang paling banyak dipelajari yaitu karotenoid dan polifenol yang ada pada wortel berbagai warna. Selain karotenoid provitamin A dan senyawa fenolik yang ditemukan di jenis wortel oranye, wortel varietas ungu mengandung anthocyanins, sedangkan varietas merah mengandung lycopene dan konsentrasi dari fiitokimia ini telah meningkat secara dramatis dalam wortel sebagai hasil dari upaya biofortification untuk meningkatkan kualitas gizi. Biofortification melibatkan pembiakan selektif tanaman pangan untuk meningkatkan konsentrasi mikro biologis, seperti karotenoid provitamin A, seng, dan besi.
Karotenoid provitamin A wortel telah menunjukkan fungsi antiproliferatif, antiinflamasi, dan efek antioksidan. biofortificants wortel lain seperti lycopene, anthocyanin, dan polyacetylenes juga bioaktif, mungkin melalui manipulasi ekspresi gen. Bekerja sendirian, senyawa ini secara positif dapat mempengaruhi kesehatan dan gizi, namun bila dikonsumsi secara bersamaan dari sumber makanan, ada potensi untuk mengakibatkan interaksi bioaktivitas berkurang atau ditingkatkan.
Sumber makanan karotenoid provitamin A mengandung senyawa bioaktif yang dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan selain pemeliharaan status vitamin A yang memadai. Biofortification wortel telah meningkatkan konsentrasi senyawa bioaktif, yaitu karotenoid dan polifenol. Senyawa bioaktif dalam wortel berwarna, seperti-karoten, b-karoten, likopen, dan antosianin, mungkin telah meningkatkan kapasitas antioksidan baik hati dengan bertindak sebagai antioksidan langsung atau tidak langsung oleh tokoferol, yang lebih tinggi pada gerbil makan wortel berwarna dari pada mereka diberi makan wortel putih dan dilengkapi dengan vitamin A. Hati adalah salah satu organ paling metabolik aktif, akuntansi, 20% dari oksigen total yang dikonsumsi oleh tubuh meskipun merupakan hanya 2 - 5% dari berat badan. Sebagai generator yang produktif spesies oksigen reaktif, hati dapat mengambil manfaat dari dukungan antioksidan tambahan dari makanan untuk melengkapi pertahanan endogen seperti superoksida dismutase, glutathione peroksidase, dan enzim katalase. Kehadiran anthocyanin tidak mempengaruhi efisiensi konversi karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Seluruh strategi foodbased memanfaatkan makanan fungsional seperti wortel biofortified tumbuh dalam popularitas , karena mereka memiliki potensi untuk mencegah penyakit kronis selain defisiensi mikronutrien dan harus, oleh karena itu, akan dipromosikan di kedua negara berkembang dan dikembangkan.
Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam dan alkali. Sayangnya mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, sinar, dan lemak yang sudah tengik. Pada jurnal “Pengaruh praktek pengolahan tradisional isi total karotenoid, / 3-karoten, c-karoten dan aktivitas vitamin A dari sayuran Tanzania yang dipilih telah dinyatakan bahwa praktek-praktek pengolahan tradisional dari penjemuran dan penyimpanan dalam wadah ventilasi yang menghasilkan (p < 0,05) penurunan signifikan pada konsentrasi total karotenoid, β-karoten dan α-karoten untuk semua sayuran. Pemudaran konvensional dan memasak menghasilkan  (p < 0,05) peningkatan signifikan pada konsentrasi karotenoid dalam kacang tanah, kacang tunggak dan daun labu sementara dalam daun bayam dan ubi jalar, pengolahan termal menghasilkan (p < 0,05) penurunan signifikan pada konsentrasi nutrisi ini. Pemucatan mengakibatkan hilangnya provitamin A karotenoid dalam kentang daun bayam dan manis sedangkan pada kacang tunggak, kacang tanah dan daun labu ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi nutrisi. Meskipun kerugian PROVITAMIN A akibat pemucatan dalam beberapa sayuran, telah dilaporkan untuk menjadi pretreatment penting ketika sayuran harus diproses oleh pengeringan dan disimpan. Memasak meningkatkan konten PROVITAMIN A dalam kacang tunggak, kacang tanah dan daun labu, sayuran dimasak merupakan sumber yang lebih baik dari provitamin A karotenoid dari bentuk mentah.
Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati. Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah besar karoten menjadi vitamin A. Dalam tanaman terdapat beberapa jenis karoten, namun yang lebih banyak ditemui adalah α-, β-, dan γ- karoten; mungkin juga terdapat kriptoxantin.
Dalam bahan makanan terdapat vitamin A dalam bentuk karoten sebagai ester dari vitamin A dan sebagai vitamin A bebas. Keaktifan biologis karoten jauh lebih rendah dibandingkan dengan vitamin A. Karena karoten merupakan sumber utama vitamin A bagi masyarakat di negara yang sedang berkembang, maka absorbsi dan ketersediaan karoten perlu diketahui.
Sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau atau kuning biasanya banyak mengandung karoten. Ada hubungan langsung antara derajat kehijauan sayuran dengan kadar karoten. Semakin hijau daun tersebut semakin tinggi kadar karotennya, sedang daun-daunan yang pucat seperti selada dan kol miskin akan karoten. Wortel, ubi jalar, dan waluh kaya akan karoten.
Dari penelitian yang dilakukan terhadap orang-orang india pria didapat bahwa kisaran kemampuan menyerap karoten yang berasal dari sayuran hanya 33%-58% atau rata-rata 50%. Tidak semua karoten yang terserap tersebut akan diubah menjadi vitamin A. Kelompok FAO-WHO telah mengadakan perhitungan bahwa separuh dari karoten yang terserap tersebut akan diubah menjadi vitamin A, jadi kira-kira hanya 1/6 dari kandungan karoten dalam bahan makanan yang akhirnya akan dimanfaatkan oleh tubuh.
Dalam menentukan kadar vitamin dalam bahan pangan perlu diperhatikan jumlah vitamin yang aktif, atau keaktifan vitaminnya. Sebagai contoh keaktifan vitamin A (retinol) dalam bahan pangan dinyatakan sebagai berikut :
Aktivitas retinol = μg retinol + 
β – karoten merupakan pro-vitamin A yang terdapat dalam tanaman hijau. Perubahan karoten dalam tubuh terutama terjadi dalam mukosa dinding kecil manusia. Diperkirakan setiap 6μg β – karoten mempunyai aktivitas biologis 1 μg retinol. Karena alasan tersebut, aktivitas vitamin A bahan makanan biasanya dinyatakan sebagai ekuivalen retinol, yang dilakukan dengan cara menambahkan kandungan retinol yang ada dengan 1/6 kandungan β – karoten.
Satuan takaran untuk vitamin A yang digunakan adalah international unit (IU) atau Satuan Internasional (SI). Telah banyak disarankan agar satuan takaran itu diganti dengan retinol ekuivalen (RE), karena satuan ini lebih tepat serta dapat memberikan gambaran keadaan yang sesungguhnya, termasuk pertimbangan masalah, penyerapan karoten, serta derajat konversinya menjadi vitamin A.
1 RE = 1 μg retinol (3,33 IU)
1 RE = 1 μg β-karoten (10 IU)
1 RE = 12 μg karotenoid (10 IU)
Kelebihan vitamin A dalam tubuh dapat disimpan dalam hati, terutama dalam sel-sel parenkim, yaitu dalam bentuk butir-butir lemak yang berisi campuran rantai-rantai ester retinil (retinil palmitat (50%), retinin stearat, retinil oleat). Sebelum dilepaskan sebagai vitamin A, ester-ester tersebut mengalami hidrolisis menjadi retinol. Di hati, vitamin A terdapat dalam bentuk retinol, tetapi dalam darah retinol terikat dalam protein spesifik yang disebut retinol binding protein (RBP) dan diangkut ke jaringan-jaringan tepi seperti mata, usus, serta kelenjar ludah.
Terlalu banyak konsumsi vitamin A dapat menyebabkan hipervitaminosis, suatu keadaan keracunan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya konsumsi vitamin A, yaitu bila mengkonsumsi 75000-500000 SI (45-300 mg β-karoten) setiap hari untuk jangka beberapa bulan.


SUMBER VITAMIN A
Vitamin A dapat diperoleh dari berbagai sumber, dan terdapat dalam dua macam bentuk, yakni retinol dan beta-carotene. Retinol lazim disebut vitamin A yang sebenarnya, karena dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh. Sumber retinol kebanyakan dari makanan hewani, seperti hati, telur atau minyak ikan. Sementara beta-carotene disebut pro-vitamin A, karena harus diolah dulu oleh tubuh, untuk menjadi retinol. Sumber beta-carotene kebanyakan berasal dari makanan nabati, terutama yang berwarna oranye atau hijau tua seperti wortel, ubi dan mangga. Tubuh menyimpan retinol maupun beta-carotene di dalam hati, dan mengambilnya dari tempat penimbunan tersebut, jika tubuh membutuhkannya.
Sebagian besar vitamin A disimpan di hati. Salah satu bentuk dari vitamin A (retinal) merupakan komponen dari fotoreseptor (sel-sel saraf yang peka terhadap cahaya) dalam retina mata. Bentuk lain dari vitamin A (asam retinoat) berperan dalam menjaga kesehatan kulit, lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih.
Obat-obatan yang berhubungan dengan vitamin A (retinoid), digunakan untuk mengobati jerawat yang parah dan masih dalam penelitian untuk mengobati jenis kanker tertentu.
There are various factors that effect the absorptionAda berbagai faktor yang mempengaruhi penyerapanof vitamin A ie, type and amount of fat in the diet, vitamin A yaitu, jenis dan jumlah lemak dalam makanan,interfering substances in diet such as nitrites, amount campur zat dalam makanan seperti nitrit, jumlahof zinc, protein, vitamin E and drugs (65). seng, protein, vitamin E dan obat-obatan (65). Other factors Faktor laininclude respiratory, renal and intestinal disease of man. termasuk, ginjal dan usus penyakit pernapasan manusia.
Vitamin A esters, after hydrolysis in small intestineMetabolism Vitamin A ester, setelah hidrolisis dalam usus kecil(lumen) are converted into retinol. (Lumen) akan dikonversi menjadi retinol. It is again esterified Hal ini lagi esterifikasiafter passes through the mucosal cell wall and is stored setelah melewati dinding sel mukosa dan disimpanin the liver as retinyl esters. dalam hati sebagai ester retinil.β-Carotene is converted β-Carotene merupakan dikonversiinto retinyl esters after absorption, other carotenoids menjadi ester retinil setelah penyerapan, karotenoid lainare only partially absorbed. hanya sebagian diserap. Such absorption is effected penyerapan tersebut dipengaruhiby the presence of bile salt and lipases. oleh adanya garam empedu dan lipase. It may be due Ini mungkin disebabkanto that vitamin A is a fat soluble vitamin, bile salt and vitamin A adalah vitamin yang larut lemak, garam empedu danlipases also effecting the absorption of fat. lipase juga mempengaruhi penyerapan lemak.
Vitamin A as fat soluble vitamin, is carried to theVitamin A sebagai vitamin larut lemak, dibawa keliver with lipids as lipoproteins and chylomicrons in the hati dengan lipid sebagai lipoprotein dan kilomikron dilymph. getah bening. Retinol leaves the liver in the form of retinol Retinol daun hati dalam bentuk retinolbinding protein (RBP) and RBP complexes with serum mengikat protein (RBP) dan kompleks RBP dengan serumpre-albumin. pre-albumin. It is then circulated in the blood and may Hal ini kemudian beredar dalam darah dan mungkin be removed from circulation by the kidney.dihapus dari peredaran oleh ginjal. Sufficient Cukupamount of zinc and dietary protein are essential for jumlah seng dan protein diet sangat penting untukproper mobilization of retinal. tepat mobilisasi retina. Figure 4 shows the path-



KEKURANGAN VITAMIN A
Kekurangan vitamin A banyak ditemukan di beberapa daerah seperti Asia Tenggara, dimana padi yang digiling menjadi beras (yang mengandung sedikit vitamin A) merupakan makanan pokok.
Beberapa penyakit yang mempengaruhi kemampuan usus dalam menyerap lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, meningkatkan resiko terjadinya kekurangan vitamin A.
Penyakit tersebut adalah:
- Penyakit Seliak
- Fibrosa kistik
- Penyumbatan saluran empedu.
Pembedahan pada usus atau pankreas juga akan memberikan efek yang sama.
Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja.
Kemudian akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih mata (sklera) dan kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa menyebabkan kebutaan yang menetap.
Malnutrisi pada masa kanak-kanan (marasmus dan kwashiorkor), sering disertai dengan xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan, tetapi juga karena kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan vitamin A. Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras.
Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan meningkatkan kemungkinan terkena infeksi. Beberapa penderita mengalami anemia. Pada kekurangan vitamin A, kadar vitamin A dalam darah menurun sampai kurang dari 15 mikrogram/100 mL (kadar normal 20-50 mikrogram/100 mL).
Kekurangan vitamin A diobati dengan pemberian vitamin A tambahan sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan selama 3 hari. Lalu diikuti dengan pemberian sebanyak 3 kali dosis harian yang dianjurkan selama 1 bulan. Setelah itu diharapkan semua gejala sudah hilang.
Penderita yang gejala-gejalanya tidak hilang dalam 2 bulan setelah pengobatan, harus segera dievaluasi untuk mengetahui kemungkinan adanya malnutrisi.
Di beberapa daerah (Kamboja), sampai dengan 8% dari wanita mengalami kebutaan malam disebabkan oleh kekurangan vitamin A selama kehamilan. Kebutaan malam adalah ‘ujung dari gunung es’, yang menunjukkan bahwa banyak proporsi yang lebih besar dari populasi menderita dari sub-klinis kekurangan vitamin A (Underwood, 2004). Penyebab utama dari tingginya prevalensi mikronutrien kekurangan gizi, termasuk kekurangan vitamin A, yang miskin kualitas gizi makanan, karena kurangnya keanekaragaman dan rendah asupan makanan sumber hewani.

KELEBIHAN VITAMIN A
Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan keracunanan, baik itu terjadi pada satu kali pemberian (keracunan akut) ataupun dalam jangka waktu lama (keracunan kronis). Selain itu, asupan vitamin A yang berlebihan dapat mengakibatkan Hypervitaminosis A dan suplemen vitamin A dapat memiliki efek samping, terutama jika jumlah berlebihan diberikan keliru.
Keracunan Akut
Penjelajah Kutub Utara mengalami ngantuk, mudah tersinggung, sakit kepala dan muntah dalam beberapa jam setelah memakan hati beruang kutub atau hati anjing laut, yang banyak mengandung vitamin A.
Tablet yang mengandung vitamin A sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan, yang digunakan untuk pencegahan dan meringankan penyakit kulit, kadang menyebabkan gejala serupa, bahkan jika diminum sesuai petunjuk.
Keracunan Kronis
Keracunan kronis pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa biasanya merupakan akibat mengkonsumsi vitamin A dosis besar (10 kali dosis harian yang dianjurkan) selama berbulan-bulan. Keracunan vitamin A dapat terjadi pada bayi dalam beberapa minggu.
Gejala awal dari keracunan kronis adalah:
-          rambut yang jarang dan kasar
-          kerontokan pada sebagian bulu mata
-          bibir yang pecah-pecah
-          kulit yang kering dan kasar.
-          Sakit kepala hebat, peningkatan tekanan dalam otak dan kelemahan umum terjadi kemudian.
-          Pertumbuhan tulang dan nyeri sendi sering terjadi, terutama pada anak-anak.
-          Hati dan limfa dapat membesar.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi isotretinoin (vitamin A buatan yang digunakan untuk mengobati kelainan kulit) selama kehamilan bisa memiliki cacat lahir.
Diagnosa keracunan vitamin A ditegakkan berdasarkan gejala dan tingginya kadar vitamin A dalam darah. Gejala akan menghilang dalam 4 minggu setelah penghentikan pemakaian vitamin A tambahan.
Beta-karoten terdapat dalam sayuran seperti wortel, diubah secara perlahan oleh tubuh menjadi vitamin A dan dapat dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa menyebabkan keracunan.
Walaupun kulit akan berubah menjadi kuning tua (karotenosis), terutama kulit di telapak tangan dan telapak kaki, tetapi tidak menimbulkan efek samping lainnya.
High dose of vitamin A may be toxic and hypercal-Dosis tinggi vitamin A mungkin beracun dan hypercal-caemia (194-198) has been reported.caemia (194-198) telah dilaporkan. Hypervitaminosis Hypervitaminosismay results in cartilage destruction, bone lesions, hem- mungkin mengakibatkan kerusakan tulang rawan, lesi tulang, ujung-orrhages in the spleen, bladder and pectoral muscles orrhages di kandung kemih, limpa dan otot-otot dadaand congenital malformation (199-203). dan kelainan bawaan (199-203). In 16th century Pada abad ke-16it was recognized that eating polar bear liver (3,900- itu diakui bahwa makan hati beruang kutub (3.9005,400 RE/g) is toxic and causes irritability, headaches,-5.400 RE / g) adalah beracun dan menyebabkan iritasi, sakit kepala,vomiting and drowsiness (193). muntah dan mengantuk (193). The adverse effect ofDampak buruk darihigh dose of vitamin A are usually related with total dosis tinggi vitamin A biasanya terkait dengan totalserum vitamin A levels that exceed 1500 µg/g tissue serum vitamin A level yang melebihi 1500 mg / g jaringanand liver storage of retinol or its esters at levels which dan hati menyimpan retinol atau esternya pada tingkat yangexceed 3000 µg/g tissue, a value that is some ten melebihi 3000 mg / g jaringan, sebuah nilai yang sepuluhtimes the normal concentration (204). kali konsentrasi normal (204).
ISOLASI VITAMIN A
Isolasi vitamin A dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1.    Ekstraksi
Contoh : pada jurnal Ascorbic acid, vitamin A, and mineral composition of banana(Musa sp.) and papaya (Carica papaya) cultivars grown in Hawaii yaitu disebutkan sampel Pisang dan karotenoid pepayawere extracted under low light and cold temperatures. diekstraksi di bawah cahaya rendah dan suhu dingin.
2.    Ekstraksi dengan metode Petterson & Johnson
Contoh : pada jurnal Effect Of Traditional Open Sun-Driying and Solar Cabinet Driying on Carotene Content and Vitamin A Activity of Green Leavy Vegetables

ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN A
Analisis kandungan vitamin A dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1.    HPLC
Contoh : HPLC digunakan untuk memisahkan dan mengukur provitaminA pigments (b-carotene, a-carotene, and b-cryptoxanthin), Sebuah pigmen (β-karoten, α-karoten, dan β-cryptoxanthin),as well as lycopene and lutein. serta lycopene dan lutein.
2.    HPLC fase terbalik
Digunakan methyl-t-buthyl ether: methanol: air (56: 40: 4) seb\agai fase diam dan detector UV-Vis ssebagai detektornya.
Contoh : pada jurnal Effect Of Traditional Open Sun-Driying and Solar Cabinet Driying on Carotene Content and Vitamin A Activity of Green Leavy Vegetables

Pengaruh praktek pengolahan tradisional isi total karotenoid, / 3-karoten, c-karoten dan aktivitas vitamin A dari sayuran Tanzania yang dipilih

α -karoten, / provitamin β-karoten dan total karotenoid provitamin A dan pengaruh praktik pengolahan tradisional pada retensi PROVITAMIN ini dipelajari dengan menggunakan bayam, kacang tunggak, kacang tanah, labu dan daun ubi jalar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan total karotenoid,β-karoten dan α-karoten berada di kisaran 26,79-44,74 mg, 4,16-19,12 mg, dan 0,99-10,26 mg per 100 g sayuran kering, masing-masing. Aktivitas vitamin A 4,042; 3,124; 0,829; 2,025 dan 1,581 mg RE per 100 g bayam kering, kacang tunggak, kacang tanah, labu dan daun ubi jalar, masing-masing. Praktek-praktek pengolahan tradisional dari penjemuran dan penyimpanan dalam wadah ventilasi yang menghasilkan (p <0,05) penurunan signifikan pada konsentrasi total karotenoid, β-karoten dan α-karoten untuk semua sayuran.
Pemudaran Konvensional dan memasak menghasilkan (p <0,05) peningkatan signifikan pada konsentrasi karotenoid dalam kacang tanah, kacang tunggak dan daun labu sementara dalam daun bayam dan ubi jalar, pengolahan termal menghasilkan (p <0,05) penurunan signifikan pada konsentrasi nutrisi ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayam kering, kacang tunggak, kacang tanah, labu dan ubi jalar daun mengandung konsentrasi tinggi dari provitamin A karotenoid. Berdasarkan aktivitas vitamin A (mg RE), suatu asupan 100 gram kacang tunggak kering, mentah atau dimasak bayam, kacang tanah, labu atau ubi jalar hijau dapat menyediakan jumlah yang cukup asupan harian yang direkomendasikan (RDI) untuk vitamin A untuk kedua anak-anak dan orang dewasa. Namun, praktek-praktek pengolahan tradisional mengeringkan sayuran hijau dengan matahari dan menyimpan daun kering dalam kemasan berventilasi pada temperatur ambien mengakibatkan kerugian parah PROVITAMIN A.
Mengenai efisiensi retensi provitamin A dan stabilitas penyimpanan, naungan pengeringan dan penyimpanan sayuran dalam kemasan kedap udara umumnya lebih efektif daripada pengeringan matahari terbuka dan penyimpanan kontainer berventilasi. Pemucatan mengakibatkan hilangnya provitamin A karotenoid dalam kentang daun bayam dan manis sedangkan pada kacang tunggak, kacang tanah dan daun labu ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi nutrisi. Meskipun kerugian PROVITAMIN A akibat pemucatan dalam beberapa sayuran, telah dilaporkan untuk menjadi pretreatment penting ketika sayuran harus diproses oleh pengeringan dan disimpan. Memasak meningkatkan konten PROVITAMIN A dalam kacang tunggak, kacang tanah dan daun labu, sayuran dimasak merupakan sumber yang lebih baik dari provitamin A karotenoid dari bentuk mentah.

Biofortified Carrot Intake Enhances Liver Antioxidant Capacity and Vitamin A Status in Mongolian Gerbils

Karotenoid provitamin A merupakan sebuah sumber vital dari vitamin A untuk banyak populasi dunia. Menggunakan model provitamin Gerbil Mongolia (Meriones unguiculatus). Biokonversi karotenoid menjadi vitamin A, kami telah menunjukkan dengan konsisten bahwa asupan sederhana dari provitamin A dari sumber-sumber tumbuhan dapat cukup mempertahankan/ memelihara keadaan vitamin.
Asupan vitamin A yang berlebihan dapat mengakibatkan Hypervitaminosis A dan suplemen vitamin A dapat memiliki efek samping, terutama jika jumlah berlebihan diberikan keliru. Selain itu, tanaman sumber karotenoid provitamin A biasanya mengandung senyawa bioaktif tambahan dengan manfaat kesehatan putatif. Beberapa yang terbaik ditandai dan paling banyak dipelajari yaitu karotenoid dan polifenol yang ada pada wortel berbagai warna. Selain karotenoid provitamin A dan senyawa fenolik yang ditemukan di jenis wortel oranye, wortel varietas ungu mengandung anthocyanins, sedangkan varietas merah mengandung lycopene dan konsentrasi dari fiitokimia ini telah meningkat secara dramatis dalam wortel sebagai hasil dari upaya biofortification untuk meningkatkan kualitas gizi. Biofortification melibatkan pembiakan selektif tanaman pangan untuk meningkatkan konsentrasi mikro biologis, seperti karotenoid provitamin A, seng, dan besi.
Karotenoid provitamin A wortel telah menunjukkan fungsi antiproliferatif, antiinflamasi, dan efek antioksidan. biofortificants wortel lain seperti lycopene, anthocyanin, dan polyacetylenes juga bioaktif, mungkin melalui manipulasi ekspresi gen. Bekerja sendirian, senyawa ini secara positif dapat mempengaruhi kesehatan dan gizi, namun bila dikonsumsi secara bersamaan dari sumber makanan, ada potensi untuk mengakibatkan interaksi bioaktivitas berkurang atau ditingkatkan.
Sumber makanan karotenoid provitamin A mengandung senyawa bioaktif yang dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan selain pemeliharaan status vitamin A yang memadai. Biofortification wortel telah meningkatkan konsentrasi senyawa bioaktif, yaitu karotenoid dan polifenol. Senyawa bioaktif dalam wortel berwarna, seperti-karoten, b-karoten, likopen, dan antosianin, mungkin telah meningkatkan kapasitas antioksidan baik hati dengan bertindak sebagai antioksidan langsung atau tidak langsung oleh tokoferol, yang lebih tinggi pada gerbil makan wortel berwarna dari pada mereka diberi makan wortel putih dan dilengkapi dengan vitamin A. Hati adalah salah satu organ paling metabolik aktif, akuntansi, 20% dari oksigen total yang dikonsumsi oleh tubuh meskipun merupakan hanya 2 - 5% dari berat badan. Sebagai generator yang produktif spesies oksigen reaktif, hati dapat mengambil manfaat dari dukungan antioksidan tambahan dari makanan untuk melengkapi pertahanan endogen seperti superoksida dismutase, glutathione peroksidase, dan enzim katalase. Kehadiran anthocyanin tidak mempengaruhi efisiensi konversi karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Seluruh strategi foodbased memanfaatkan makanan fungsional seperti wortel biofortified tumbuh dalam popularitas , karena mereka memiliki potensi untuk mencegah penyakit kronis selain defisiensi mikronutrien dan harus, oleh karena itu, akan dipromosikan di kedua negara berkembang dan dikembangkan.

Ikan air tawar sebagai sumber makanan dari vitamin A di Kamboja

       Kekurangan vitamin A merupakan masalah kesehatan masyarakat di kalangan anak-anak dan perempuan. Umumnya spesies ikan Kamboja, disampel dan diskrining untuk menentukan kandungan vitamin A. Kandungan senyawa aktif vitamin A pada ikan tawar kamboja (semua trans-retinol, semua trans-dehydroretinol, 13-cis retinol, 13-cis dehydroretinol dan β-karoten) yang ditentukan oleh HPLC (high-performance liquid chromatography) dalam sampel bahan baku, seluruh ikan dari 29 spesies mentah, bagian yang dapat dimakan hanya dari 24 spesies. Mereplikasi sampel yang dianalisis di tujuh spesies yang dipilih. Dua spesies, Parachela siamensis dan Rasbora tornieri memiliki kandungan vitamin A yang sangat tinggi > 1500 RAE/100 g baku, ikan utuh, dan enam spesies (Barbodes Altus, Barbodes gonionatus, Dermogenys pusilla, Puntioplites  proctozysron dan Thynnichthys thynnoides ) mempunyai kadar tinggi 500-1500 RAE/100 g baku, ikan utuh. Dua spesies, Puntioplites proctozysron dan Thynnichthys thynnoides memiliki vitamin A isi baku, bagian yang dapat dimakan, setelah memanfaatkan  kebiasaan membersihkan secara tradisional. (RAE: Jumlah vitamin A senyawa aktif dalam makanan dinyatakan sebagai aktivitas setara retinol (RAE),
didefinisikan sebagai bioefficacy relatif terhadap semua-trans-retinol [West, C. E., & Eilander, A. (2002). Konsekuensi dari perkiraan perbaikan karotenoid bioefficacy untuk kontrol kekurangan vitamin A di negara-negara berkembang. Journal of Nutrition, 132, 2920S-2926S]. Dehydroretinoids (vitamin A2) tidak dikonversi ke semua trans-retinol tetapi memiliki fungsi metabolisme yang sama. Dalam paper ini, RAE mengacu pada bioefficacy fungsional seperti yang didefinisikan oleh Brouwer et al. [Brouwer, I. A., Dusseldorp, M. V., West, C. E., & Steegers-Theunissen, R. P. M. (2001). Bioavailabilitas dan bioefficacy folat dan asam folat dalam manusia. Nutrition Research Review, 14, 267-293]).

Measles Related Compliations and The Role of Vitamin A Supplementation

Cacar air dihubungkan dengan tingginya angka komplikasi dan berperan pada bagian utama dengan keadaan yang tidak sehat dan kemungkinan kematian pada masa kanak-kanak. Peran dari vit A supplementation dalam pengaturan masalah cacar air dan pencegahan komplikasi masih dimengerti secara parsial dan tidak didukung penuh oleh data epidemiological. Makalah ini menganalisa kemungkinan peran dari vitamin A supplementation dalam pencegahan yang berhubungan dengan komplikasi cacar air dan kematian.
Dengan menggunakan metode penelitian silang daerah setempat dilaksanakan selama penjangkitan cacar air di Shivpuri, India.  Suatu total populasi 193.000 telah didata dengan kunjungan dari rumah ke rumah dan para pemerhati menyatakan jumlah keseluruhan 1204 kasus cacar, termasuk 214 kasus dengan komplikasi, diwawancarai dengan menggunakan jadwal wawancara semi struktur. Analisis data dilakukan dengan mnggunakan info Epi.
Laju serangannya adalah 6,7% dan laju komplikasi pada 17,8% ditemukan pada penelitian ini. Pemenuhan dengan vaksin cacar air dengan rutin dan vitamin A supplementation adalah 18,3% an 28,9% berturut-turut. Pengendalian kasus cacar air sangat rendah yaitu dengan hanya 15,8% kasus menerima dosis terapetik dari vit. A. Keduanya , laju komplikasi dan  laju kematian telah meningkat diantara anak-anak yang tidak menerima vit. A supplementation dalam 6 bulan sebelumnya (p<0.05). Vaksin cacar air juga ditemukan untuk mempunyai efek pencegahan pada pengembangan komplikasi (p<0.05).
Kesimpulannya adalah dengan memberikan vitamin A supplementation secara rutin dan vaksinasi cacar secara rutin dapat mengurangi peluang dari komplikasi diantara kasus-kasus cacar air. Peran VAS menjadi lebih penting ketika masalah pengendalian sangat rendah.




DAFTAR PUSTAKA
Journal Food Chemistry 103 (2007) 1104-1111, www.sciencedirect.com
Journal of Food Composition and Analysis 19 (2006) 434–445
Journal of Islamic Academy of Sciences 7:4, 221-236, 1994
Ashok, Mishra. 2008. Measles Related Complications and the Role of Vitamin A Supplementation. Indian Journal o Pediatrics. Volume 75

G. Mulokozi. 2003. “ Effect of Traditional Open Sun-Drying and Solar Cabinet Drying on Carotene Content and Vitamin A Activity of Green Leafy Vegetables ”. Plant Foods for Human Nutrition 58: 1–15

T.C, Mosha. 1997. Effect of Traditional Processing Practices on the Content of Total Carotenoid,/3-Carotene, C -Carotene And Vitamin A Activity of Selected Tanzanian Vegetables. Plant Foods for Human Nutrition 50: 189-201

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama








TUGAS
MAKALAH KIMIA BAHAN PANGAN
“VITAMIN A”



Disusun oleh:
1.      Deny Irawati               (M0308009)
2.      Mirna Ayu Lisnawati  (M0308047)
3.      Tri Astuti                     (M0308058)
4.      Ucik Agus Utami        (M0308060)
5.      Wahru Musoban          (M0308063)






JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

No comments:

Post a Comment

Free Monkey ani Cursors at www.totallyfreecursors.com